Anggota Prisma 50 berfoto di depan Altar |
Layaknya pelangi, banyak warna namun satu. Layaknya pelangi, banyak warna yang dikatakan indah. Layaknya pelangi, banyak warna yang sama-sama diciptakan oleh Tuhan kita.
Jumat, 30
Maret 2018. Beberapa diantara kami yang memeluk agama Katholik memeringati hari
ini sebagai Hari Raya Pra-Paskah Jumat Agung, di mana begitu besar kasih Tuhan
Yesus yang rela wafat untuk menebus dosa seluruh umat di dunia.
Menjadi
tradisi untuk diadakan misa (upacara ibadat utama dalam Gereja Katolik, yang di
dalamnya roti dan anggur yang dikurbankan berubah zatnya menjadi kehadiran
Kristus) di hari raya ini. Misa besar
ini dilaksanakan di seluruh gereja di seluruh dunia, termasuk di Gereja St.
Petrus Krisologus, BSB. Dibutuhkan persiapan dalam sisi kebersihan gereja,
keindahan altar (meja di mana Romo memimpin misa dan mempersembahkan kurban
roti dan anggur), tatanan kursi umat, serta persiapan paduan suara, putra
altar, serta lektor yang akan turut melengkapi misa ini.
Kesadaran
muncul di antara kami untuk ikut serta mempersiapkan acara besar ini. Pukul
10.00 WIB, kami sudah berada di halaman Gedung Pastoran dan Pastoral gereja
ini. Sapu, kanebo, serta kemocing menemani kami pada kali ini. Kami menunggu
sembari melihat beberapa umat keluar halaman gereja setelah mengikuti
visualisasi jalan salib (peragaan kisah sengsara Tuhan Yesus) yang diperagakan
oleh kaum muda katholik Gereja St. Petrus Krisologus.
Sekitar
pukul 10.30 WIB, kami disambut oleh para dewan gereja dan dijamu makan siang.
Sayur sop, ikan, tempe, dan sambal menjadi tamu di perut kami. “Ayo, makan
dulu, biar kerja baktinya semangat.” gurau salah satu dewan gereja, menandakan
kami diterima dengan sangat amat baik di sini. Kami menunggu anggota kami yang
lain sembari makan siang.
Kerja kami
dimulai pukul 11.30 WIB dengan pembagian tugas bersih-bersih, dikarenakan cukup
luas bangunan ini. Beberapa dari kami diminta membersihkan balkon, kemudian
lantai dasar gereja. Ada yang membersihkan bangku umat, menyapu, mengepel
lantai, juga membersihkan jendela gereja. Semua kami lakukan dengan senang
hati. Bagaimana tidak, diijinkan melayani dan membantu saudara kami yang
berbeda keyakinan itu menarik.
Kami juga
menata kursi lipat di bagian luar gereja untuk digunakan umat pada misa Jumat Agung
pukul 15.00 WIB nantinya. Kerja bakti kami laksanakan hingga pukul 14.00 WIB.
Memakan waktu yang cukup banyak untuk membersihkan gedung luas ini.
Alhamdullilah, kami diberikan kelancaran dalam melaksanakan agenda kami pada
kesempatan ini.
Kami tidak
sekedar kerja bakti. Banyak hal yang kami pelajari perihal agama Katholik.
Betapa uniknya gereja katholik dalam merayakan Hari Raya Paskah. Cukup banyak step atau hal yang harus dilakukan dan
dipersiapkan untuk memeringati Paskah. Kita kerap kali melihat di televisi, membagikan
telur paskah dengan perantaraan kelinci lucu. Ternyata symbol telur itu sendiri
memiliki makna, bahwa umat kristiani dikehendaki lahir baru seperti hewan omnivora
yang baru menetas dari cangkangnya. Peristiwa kisah Tuhan Yesus yang mengampuni
dosa seluruh umat, menghendaki umatNya lahir baru dengan pribadi yang baru,
yang bersih dari dosa dan siap menjadi manusia baru yang membawa berkat bagi
sesamanya.
“The
beautifulness of diversity” kalimat itu memang pantas menjadi judul agenda kami
kali ini. Selain kegiatan kerja bakti yang menjadi salah satu syarat penuntasan
SKU Bantara, kami dapat memetik sebuah pelajaran, bahwa sebuah bunga akan
terlihat indah apabila memiliki kelopak lebih dari satu. Bahwa sebuah lukisan
akan lebih indah apabila terdiri dari goresan banyak warna. Toleransi harus ada
di antara kami, di antara anda, dan di antara Indonesia. Percayalah, sekali
lagi kami tegaskan bahwa perbedaan itu sangat amat indah.
Salam Pramuka!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar