1. Pramuka Indonesia di masa Hindia Belanda
Organisasi keppanduan di Indonesia dimulai dengan adanya cabang "Nederlandsche Padvinders Organisatie" atau NPO pada tahun 1912. Organisasi ini memiliki kwartir besarnya sendiri ketika Perang Dunia I pecah.
Pada tahun 1916 organisasi ini berganti namaa menjadi "Nederlands-Indische Padvinders Vereeniging" (Persatuan Pandu Hindia Belanda) atau NIPV. Karena ada larangan dari pemerinth Hindia Belanda mengenai penggunaan istilah Padvindery, maka K.H. Agus Salim menggunakan nama "Pandu" atau "Kepanduan".
Organisasi kepanduan pertama yang diprakarsai oleh bangsa Indonesia adalah Javansche Padvinders Organisatio. Organisasi ini berdiri atas prakarsa S.P. Mangkunegara VII pada thun 1916. Selanjutnya berdirilah beberapa organisasi kepanduan lain yang disinyalir memiliki roh yang sama dengan gerakan pergerakan nasional.
Pramukaku Indonesiaku
Satyaku Kudharmakan, Dharmaku Kubaktikan
Sejarah Pramuka Dunia
Seperti yang kita bahas sebelumnya, Baden Powell adalah Bapak Pandu Dunia. Baden Powell ditinggal ayahnya sejak kecil, maka beliau mendapatkan pembinaan watak dari ibunya. Dari kakaknya, beliau mendapat berbagai macam latihan keterampilan seperti berlayar, berenang, olahraga, dll. Beliau menulis buku "Aids to Scouting" pada tahun 1901 berdasar pengalaman masa mudanya. Awal tahun 1908 Baden Poell menulis "Scouting for Boys" Buku ini tersebar luas dan kemudian berdiri organisasi kepramukaan yang semula hanya untuk laki-laki yang bernama "Boy Scout".
Tahun 1907, tepatnya tanggal 25 Juli 1907, untuk pertama kalinya diadakan Perkmahan kepanduan di Brown Sea Island, Inggris yang diikuti oleh 20 anak yang diadakan selama 14 hari. Perkemahan kedua diadakan pada tahun 1908 dengan peserta 1500 pandu. Tahun 1910 di Inggris sudah memiliki 109.000 pandu. Tahun 1910 Kepanduan meluas ke seluruh dunia dengan tujuan mendidik anak-anak agar sehat kuat jasmani rohani.
Tokoh Pramuka
Pada tahun 1920 diadakannya Jambore Dunia I yang diikuti oleh 27 negara. Malam terakhir tanggal 16 Agustus 1920 Baden Powell diangkat menjadi "Bapak Pandu Dunia".
Istri Baden Powell adalah Olave St. Claire Soames dan memiliki 3 anak, yaitu Peter, Heather, dan Betty.
Setelah diadakannya Jambore Dunia yang pertama, Baden Powell mendapat gelar kehormatan "Lord" ppada tahun 1929 hingga namanya menjadi Lord Baden Powell of Gilwell dengan julukan Bareon yang diberikan oleh Raja George V. Ia menghabiskan masa tua nya di Kenya dan wafat pada tanggal 8 Januari 1941.
Dewan Ambalan Trisula Trisakti
STRUKTUR TATA ORGANISASI
DEWAN AMBALAN TRISULA TRISAKTI
MASA BAKTI 2018/2019
Pradana
Putra : Dito Aryo
Putri : Anjani Swastyka
Wakil Pradana
Putra : Satria Rizky Permana
Putri : Zahra Zharifah Anwar
Kerani
Koordinator Putra : Aldibro Rizlan Widyanov
Koordinator Putri : Tantya Galuh Puspa Hendika
Anggota Kerani Putri : Aliffita Kurnia Putri
Juru Arta
Koordinator Putra : Danendra Anggara Putra
Koordinator Putri : Amelia Hardiyani Pratama Putri
Anggota Juru Arta Putri: Gita Rahmasari
Hubungan Masyarakat (Humas)
Putra : Ragil Suro Adi Saputro
Putri : Amadea Vaskallya Pramesti
Pemangku Adat (Juru Adat)
Putra : Fabianus Ardian Rafael Surya Putra
Putri : Belia Anggi Sri Yulianti
Bidang Teknik Kepramukaan (Tekpram)
Koordinator Putra : Wisna Rizki Ramadhan
Koordinator Putri : Fania Mei Taqwa
Anggota Tekpram Putri : Khansa Salsabila
Bidang Kegiatan dan Operasional (Giatops)
Koordinator Putra : Gabriel Alvito Adi Nugraha
Anggota Giatops Putra : Gilang Dwiarnantyo Singgih
Koordinator Putri : Annisa Audryta Anggiadiva
Bidang Penelitian, dan Pengembangan Organisasi (Litbang)
Putra : Rasyid Oktaviansyah Aristio
Putri : Fasyani Zahra Pamulan
Anggota Litbang Putri : Avi Narayani Aberdeen
Bidang Inventaris
Koordinator Putra : Stevanus Aria Putra
Koordinator Putri : Asri Wulan Puspitasari
Anggota Inventaris Putri : Amelia Novitasari
Sejarah Ambalan Trisula Trisakti
Lahirnya Gerakan Kepanduan Praja Muda Karana (PRAMUKA) di SMA 5 Semarang berawal dari semangat kesederhanaan dan keprihatinan disertai tekad untuk maju menjadi yang terbaik. Betapa tidak, SMA 5 Semarang yang pada waktu itu (1964) tercatat sebagai unit sekolah baru belum memiliki gedung sekolah. Diawal berdirinya SMA 5 Semarang yang gedung kampusnya masih nebeng (bersama) di Pusdik AKPOL, kemudian pindah di eks SPG Negeri Semarang (sekarang SMA Ibu Kartini), sampai akhirnya berkampus di eks CHINESS ENGLISH SCHOOL (Sekolah Tionghoa “Wa Ing”) sampai sekarang.
Selama kurang lebih 3 tahun latihan pramuka (dulu KORJASENA) masih berpihak pada kepanduan bukan PRAMUKA. Baru sejak 22 Pebruari 1969 Pramuka SMA 5 Semarang terdaftar memiliki Gugus Depan dengan nomor register di Kwartir Ranting Semarang Tengah : 04.329 (putra) dan 04.296 (putri). Selama sepuluh tahun kegiatan Pramuka Penegak di SMA 5 Semarang didalam bayang-bayang Ambalan tanpa nama. Setelah melalui berbagai usaha dan musyawarah mufakat, akhirnya lahirlah wahana dengan nama AMBALAN TRISULA TRISAKTI yang pada saat itu merupakan masa kepeminpinan Dewan Kerja Ambalan yang dijabat oleh Andjan Pramuka Putra dan Maemunah. Empat tahun kemudian menyusul lahirnya RACANA PITARA BHAKTI yang dikomandani Tekun Dhiyar Pradja dan Istiana.
Sejalan dengan perkembangan era pembangunan, maka terhitung sejak tanggal 21 September 1971 sampai dengan 31 Maret 1986, SMA 5 Semarang ditunjuk untuk menjalankan program Education Continuous Progress dengan berganti jaket menjadi sekolah percontohan terpadu Proyek Perintis Sekolah Pembangunan. Pada masa itulah Pramuka mendapatkan kesempatan emas, Gudep 04.329-04.296 menjadi satu-satunya Gugus Depan terlengkap di Kota Semarang, bahkan mungkin se-Indonesia. Hal ini karena memilki kampus tersebut memiliki Perindukan Siaga, Pasukan Penggalang, Ambalan Penegak dan Racana Pandega.
Berbagai kegiatan diikuti dan menuai prestasi, diantaranya :
Jambore PPSP 1 se Indonesia, di Jogja (1975)
Perpanitra Kwarda Jateng, di Cilacap, 1980
Jambore PPSP II se Indonesia, di Jakarta (1981)
Menjadi Juara pada Pesta Siaga, Lomba Tingkat I s/d III,Lomba Lintas Medan,
Jambore On The Air, dll pada decade 80an.
Memimpin Dewan Kerja Ranting, dan memiliki wakil di Dewan Kerja Cabang decade 70an
Besarnya pramuka di SMA 5 Semarang tidak lepas dari peran para Mabigus pada saat itu, antara lain: Drs. Moh. Sahid (1964 – 1971), Drs. Samekto (almarhum) (1971 – 1989), Drs. Rachmad Marzuki (1989 – 1990), Drs. Suranto (1990 – 1993), Drs. M. Cholil Saleh (1993 – 1995), Drs. Toha Makawi (1995 – 1996), Drs. T Budi Prayitno (1997 – 2000), Drs. L. Sunoto (2000 – 2001), Drs. Ken Endar Supardjo (2001 – 2003), Drs.Purwandi, M. Pd (2003 – 2006), Drs. Widodo,M.Pd (2006 – 2010), Drs. Waino, M. Pd (2010 – 2014) dan Dr. Titi Priyatiningsih, M. Pd (2014 – sekarang).
Selain itu, pramuka SMA 5 Semarang juga berjaya hingga saat ini karena berada di bawah tangan – tangan dingin dari pembina. Para Pembina yang pernah dan masih aktif diantaranya: Kak Ruyat (alm), kak Drs. Tignyo Suwartono (alm), Kak Haryanto, BA (alm), Kak Drs.Suwarso (alm), Kak Hartono Wardi (alm), Kak Dra Umi Fathonah, Kak Drs. Suparwoto, Kak Y Sri Hastuti, Kak Drs. H.Zainuddin, Kak Dra. Nani Andriani, Kak Drs. Suratno, Kak Dra. Tedjowati, Kak H. Mutrofi, S. Ag, Kak LF. Sudibyo. SA, S.Pd, Kak Dra. Tien Hartini, Kak Suprihationo, S.Pd, Kak Sri Saptoyo, S.Pd, Kak. Tri Sofiati, S.Pd, Kak Parsuni Tri Lestari, S.Pd, Kak Ali Muhtadi, M.Pd, Kak Retno Adi, S.Pd, Kak Bagus Pengestu, Kak Berti Sagendra, S.Pd, Kak Dwi Prasetyo, A. Md, Kak Drs. Hidayat, Kak Windy Ekowati, S.Pd, Kak Dr. Retnoningrum Hidayah, Kak Dani Bramanti, kak Septiana Santika Sari, kak Rochimudin, S. Pd., kak Dra. Puji Lestari, kak Adi Satrio Ardiansyah, S. Pd., kak Firman Prabowo, kak Mariska Bunga, kak Rauf Alvian, dan kak Luluk Isnaini.
Sejalan dengan perkembangan kota Semarang, dari 5 Kecamatan, berkembang menjadi 11 Kecamatan dan sekarang menjadi 16 Kecamatan, maka terjadi penataan regrestrasi gugus depan di Kwarcab 33 Kota Semarang. Dan terhitung sejak tahun 1989 nomor regrister gugus depan menjadi 08.097 (putra) dan 08.098 (putri).
Prestasi ketika Perintis Sekolah Pembangunan kembali ke pangkuan SMA 5 Semarang banyak direkam dalam dokumen sejarah dan perolehan piala kejuaraan. Selain itu Ambalan Trisula Trisakti sejak 6 periode lalu setiap 2 tahun sekali menyelenggarakan event Lomba Galang dan Tegak dengan tajuk LAGASAKTI. Semula kegiatan tersebut hanya pada tingkat Kwartir Cabang Kota Semarang. Selanjutnya pada pelaksanaan 4 periode terakhir ditingkatkan menjadi tingkat Kwartir Kota Semarang, Eks Karesidenan Kota Semarang, bahkan pernah hingga tingkat Kwartir Daerah Jawa Tengah.
Tak ada gading yang tak retak memang, demikian pula pasangsurut pembinaan pramuka penegak di Ambalan Trisula Trisakti. Namun bagaikan kapal Phinisi Nusantara, bahtera Ambalan Trisula Trisakti Gudep 08.097-08.098 melaju terus menyesuaikan dengan perkembangan zaman dan siap melakukan REVITALISASI Gerakan Pramuka bersama-sama dengan seluruh jajaran Pramuka Indonesia.
Mari kita terus kobarkan semangat kepanduan PRAMUKA, kita amalkan amzal Pramuka: Ikhlas Bhakti Bina Bangsa Ber Budhi Bawa Laksana. Sukses Milik Kita Semua.
Langganan:
Postingan (Atom)